Climate Change Mitigation
Di PT KAI, seluruh perhitungan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Scope 1 dan Scope 2 telah mencakup 100% wilayah operasional, termasuk Kantor Pusat, Daerah Operasi, Divisi Regional, dan Anak Perusahaan.
Hingga tahun 2023, KAI telah mengukur pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah emisi pada periode pengukuran dengan hasil dari tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan akurasi pengukuran dan pelaporan aspek emisi, tahun 2023 telah ditetapkan sebagai baseline pengukuran kinerja berkelanjutan KAI.
Upaya dan Pencapaian Pengurangan Emisi Karbon KAI
Di PT KAI, pengurangan emisi karbon adalah langkah penting dalam menghadapi perubahan iklim dan memenuhi regulasi lingkungan. Sebagai bagian dari komitmen terhadap transportasi berkelanjutan, KAI terus berupaya menekan jejak karbon melalui peningkatan efisiensi bahan bakar, penerapan teknologi ramah lingkungan, serta transisi ke energi terbarukan.
KAI telah mengembangkan sistem kereta api ramah lingkungan dengan penggunaan energi listrik, seperti:
Sebagai bagian dari inisiatif transportasi berkelanjutan, kami juga memulai transisi ke energi terbarukan dengan memasang panel surya di berbagai fasilitas, termasuk Stasiun Gambir, Gedung Jakarta Railway Center, 40 stasiun KAI, Balai Yasa Manggarai, dan Balai Yasa Yogyakarta
Hingga tahun 2025, KAI berencana memperluas implementasi energi terbarukan di 40 lokasi tambahan untuk semakin memperkuat komitmen terhadap transportasi ramah lingkungan.
Manajemen Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) KAI
Dalam rangka meningkatkan akurasi dan konsistensi pelaporan data lingkungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah melakukan penyesuaian serta restatement terhadap data emisi gas rumah kaca (GRK) selama empat tahun terakhir. Penyesuaian ini dilakukan seiring dengan perubahan lingkup perhitungan, di mana mulai tahun 2024, data emisi yang dilaporkan hanya mencakup aktivitas operasional KAI (Persero) tanpa menyertakan data dari anak perusahaan. Kebijakan ini diterapkan untuk mencegah duplikasi data (double counting) dengan laporan keberlanjutan yang disusun secara independen oleh masing-masing anak perusahaan.
Melalui langkah ini, KAI memastikan bahwa pelaporan emisi perusahaan menjadi lebih tepat, transparan, dan representatif terhadap kinerja aktual dalam pengendalian emisi gas rumah kaca. Berikut disajikan data emisi PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2021–2024 yang telah diperbarui sesuai dengan cakupan perhitungan terbaru.
| Jenis Emisi | Satuan | FY 2021 | FY 2022 | FY 2023 | FY 2024 |
| Emisi Scope 1 | ton CO2e | 507.059 | 670.454 | 767.902 | 780.129 |
| Emisi Scope 2 | ton CO2e | 56.750 | 68.723 | 74.501 | 57.293 |
| Emisi Scope 3 (Perjalanan Dinas) | ton CO2e | 2.057 | 3.068 | 3.379 | 1.910 |
| Emisi Total | ton CO2e | 565.866 | 742.245 | 845.782 | 839.332 |
Perhitungan Intensitas Emisi Kereta Penumpang dan Kereta Barang
Perusahaan telah menunjukkan komitmen tegas terhadap dekarbonisasi armada kereta api sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Hal ini tercermin dari persentase armada yang telah beralih ke sistem listrik, dengan fokus pada pengoperasian LRT (Light Rail Transit) dan KRL (Kereta Rel Listrik) yang menggunakan teknologi elektrifikasi untuk menggantikan armada berbahan bakar fosil.
| Keterangan | FY 2023 | FY 2024 |
| GHG Intensity Ratio for passengers (Kg CO2eq per passenger-kilometer) | 0,0038 | 0,0040 |
| GHG Intensity Ratio for cargo (Kg CO2eq per tonne-kilometer) | 0,00625 | 0,00506 |
Pendapatan Produk Berkelanjutan
Pendapatan berkelanjutan PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersumber dari layanan LRT dan KRL listrik, yang berkontribusi pada transisi menuju sistem transportasi ramah lingkungan. KRL dan LRT merupakan moda transportasi berkelanjutan yang ramah lingkungan, karena keduanya menggunakan energi listrik sebagai sumber penggerak utama. Dengan menggunakan energi listrik, kedua moda ini mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya dekarbonisasi sektor transportasi. Peningkatan pendapatan dari LRT dan KRL listrik menunjukkan komitmen PT KAI dalam menciptakan pertumbuhan yang tidak hanya mengutamakan keuntungan, tetapi juga berfokus pada keberlanjutan dan efisiensi sumber daya, sejalan dengan upaya mengurangi dampak lingkungan. Perhitungan sustainable revenue diperoleh melalui penjumlahan pendapatan antara KRL dan LRT. Adapun LRT baru beroperasi di tahun 2023 sehingga penjumlahan pendapatan LRT dilakukan pada tahun 2023 dan 2024.
| Keterangan | FY 2021 | FY 2022 | FY 2023 | FY 2024 |
| Sustainable revenues | Rp 531.000.000.000 | Rp 942.000.000.000 | Rp 1.560.543.462.511 | Rp 1,980,300,504,803 |
| Total revenues | Rp17.916.775.924.000 | Rp25.577.639.010.000 | Rp35.106.535.574.000 | Rp36.108.216.958.000 |
| Percentage of sustainable revenues | 2.96% | 3.68% | 4.44% | 5.48% |
Sebagai bagian dari strategi ESG KAI, kami turut mendukung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam uji coba penerapan B40, yakni campuran 60% solar dan 40% bahan bakar nabati dari kelapa sawit. Sebelumnya, armada kami telah menggunakan bahan bakar B35, dan kini kami tengah melakukan kajian terhadap penggunaan Biosolar dengan kandungan 40% bahan bakar nabati.
Untuk mendukung penggunaan bahan bakar berkelanjutan, KAI telah membangun fasilitas pencampuran dan pengisian bahan bakar di lima lokasi strategis. Pemanfaatan Biosolar ini terbukti menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga berkontribusi dalam mengurangi pencemaran udara dan dampak perubahan iklim.
Penggunaan Energi KAI Selama 4 Tahun Terakhir
Sebagai bentuk komitmen terhadap transparansi dan akurasi pelaporan data, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah melakukan rekalkulasi atas data energi yang digunakan perusahaan selama empat tahun terakhir. Rekalkulasi ini dilakukan seiring dengan adanya perubahan cakupan perhitungan, di mana sejak tahun 2024, perhitungan konsumsi energi hanya mencakup KAI Persero, tanpa memasukkan data dari anak perusahaan. Langkah ini diambil untuk menghindari terjadinya double counting dengan laporan keberlanjutan yang disusun secara mandiri oleh anak perusahaan.
Berikut merupakan data total konsumsi energi PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk periode 2021–2024 yang telah disesuaikan dengan cakupan perhitungan terbaru.
*dalam satuan GJ
| Keterangan | FY 2021 | FY 2022 | FY 2023 | FY 2024 |
| Energi Terbarukan | ||||
| PLTS/Solar PV | 0 | 742 | 4.731 | 6.969 |
| Total Energi Terbarukan | 0 | 742 | 4.731 | 6.9696 |
| Energi Tidak Terbarukan | ||||
| PLN | 240.356 | 291.062 | 315.533 | 242.654 |
| Bensin | 11.846 | 11.361 | 10.813 | 13.368 |
| Biosolar | 7.486.093 | 9.900.718 | 11.342.431 | 11.581.687 |
| Solar | 5.230 | 7.312 | 8.691 | 8.008 |
| Total Energi Tidak Terbarukan | 7.743.525 | 10.210.453 | 11.677.468 | 11.845.717 |
| TOTAL | 7.743.525 | 10.211.195 | 11.682.199 | 11.852.686 |
Sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, KAI meluncurkan inisiatif perhitungan carbon footprint pada tiket perjalanan penumpang. Melalui kegiatan Launching Carbon Footprint, KAI menegaskan komitmennya terhadap transparansi emisi dan edukasi publik menuju transportasi rendah karbon yang berkelanjutan di Indonesia.
Kami juga berupaya untuk mengurangi emisi yang pelanggan KAI hasilkan, dengan mengoptimalkan penggunaan aplikasi pemesanan tiket Access by KAI menggunakan fitur e-boarding pass, sehingga mengurangi penggunaan kertas dalam proses check-in. Selain itu, kami juga menjalankan sejumlah inovasi dan peningkatan layanan kami pada angkutan penumpang, antara lain dengan penerapan Face Recognition untuk mempermudah dan mempercepat proses boarding penumpang kereta api, serta digitalisasi informasi di stasiun.
Sebagai bagian dari komitmen ESG KAI, kami memastikan bahwa seluruh limbah yang dihasilkan dikelola dengan baik sebelum dibuang, sesuai dengan peraturan yang berlaku serta praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan.
KAI menerapkan strategi pengelolaan limbah berkelanjutan dengan pendekatan life cycle perspective, yaitu melakukan pemantauan berkala terhadap dampak limbah operasional maupun aktivitas rantai pasok. Dengan pendekatan ini, kami dapat mengidentifikasi, mengurangi, dan mengelola limbah secara lebih efektif, sekaligus memperkuat komitmen kami terhadap transportasi berkelanjutan yang minim dampak lingkungan.
Manajemen Limbah dan Effluent KAI
KAI secara konsisten melaksanakan pelatihan dan webinar bagi seluruh karyawan sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan kesadaran terhadap pengelolaan lingkungan, khususnya manajemen limbah dan upaya reduksi sampah. Pada tahun 2024 bertepatan dengan Hari Sampah, KAI menyelenggarakan Webinar Safety Series bertema “Implementasi Pengelolaan Sampah di PT KAI” bekerja sama dengan Waste4Change, menghadirkan seorang ahli Solid Waste Management, sebagai narasumber.
Materi pelatihan berfokus pada peningkatan pemahaman mengenai kondisi dan sistem pengelolaan sampah di Indonesia, akar permasalahan sampah nasional, serta solusi penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di lingkungan kerja. Selain itu, peserta dibekali wawasan tentang dampak lingkungan dari pengelolaan sampah yang tidak tepat, konsep ekonomi sirkular, dan praktik terbaik pengelolaan sampah kantor yang dapat diterapkan di seluruh wilayah operasional KAI.
Selain kegiatan webinar, KAI juga menyelenggarakan pelatihan bersertifikasi bagi karyawan, khususnya tim lingkungan yang berinteraksi langsung dengan pengelolaan limbah. Pada tahun 2024, dua program sertifikasi yang dilaksanakan mencakup Pemantauan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air, yang keduanya dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Pelatihan ini bertujuan memperkuat kompetensi teknis karyawan dalam memastikan pengelolaan limbah yang aman, efisien, dan sesuai regulasi.
Sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan lingkungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyajikan data limbah yang dihasilkan perusahaan selama periode 2021–2024, beserta metodologi pengolahannya. Penyajian data ini mencerminkan komitmen KAI dalam memastikan bahwa seluruh limbah, baik B3 maupun non-B3, dikelola secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, guna meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan mendukung penerapan prinsip ekonomi sirkular.
| Metode Pengolahan Limbah | Satuan | 2024 | 2023 | 2022 | 2021 |
| Limbah B3 | |||||
| Dialihkan dari Pembuangan Akhir | |||||
| Persiapan untuk digunakan kembali | Ton | 0 | 0 | 0 | 0 |
| Daur Ulang | Ton | 318,14 | 212,96 | 278,42 | 276,28 |
| Cara pengolahan lainnya | Ton | 0 | 0 | 0 | 0 |
| Total | Ton | 318,14 | 212,96 | 278,415 | 276,283 |
| Dikirimkan ke Pembuangan Akhir | |||||
| Total | Ton | 0 | 0 | 0 | 0 |
| Total Limbah B3 | Ton | 318,14 | 212,96 | 278,415 | 276,283 |
| Limbah dan Sampah Non B3 | |||||
| Dialihkan dari Pembuangan Akhir | |||||
| Total | Ton | 0 | 0 | 0 | 0 |
| Dikirimkan ke Pembuangan Akhir | |||||
| Pembakaran dengan energy recovery | Ton | 0 | 0 | 0 | 0 |
| Pembakaran tanpa energy recovery | Ton | 0 | 0 | 0 | 0 |
| Dikirim ke pihak ke-3 | Ton | 1660,08 | 1068,93 | 1.264,33 | 715,70 |
| Dikirim ke Pembuangan Akhir (TPA) | Ton | 0 | 0 | 0 | 0 |
| Total | Ton | 1660,08 | 1068,93 | 1264,328 | 715,698 |
| Total Limbah Non B3 | Ton | 1660,08 | 1068,93 | 1264,328 | 715,698 |
| TOTAL LIMBAH | Ton | 1978,22 | 1281,89 | 1542,743 | 991,981 |