Langkah KAI dalam Menyediakan Layanan Transportasi Inklusif dan Berkelanjutan
24 Februari 2025

PT Kereta Api Indonesia (KAI) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang punya peranan penting bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, KAI merupakan salah satu tulang punggung transportasi nasional yang telah menghubungkan banyak masyarakat dan berbagai daerah. Lebih dari itu, sebagai moda transportasi massal yang telah melayani jutaan penumpang, KAI juga berperan penting dalam mengerek roda perekonomian di Tanah Air. Tak heran, kehadiran KAI kini menjadi tumpuan bagi banyak pihak. Dalam acara Beginu yang tayang di kanal Youtube Kompas.com, Selasa (29/10/2024), Direktur Utama (Dirut) KAI Didiek Hartantyo bercerita tentang upaya transformasi berkelanjutan KAI agar dapat terus memberikan pelayanan terbaik. “Kereta api adalah pelayan masyarakat dalam bertransportasi. Makanya, kami berkomitmen terus bertransformasi dalam melayani masyarakat sekaligus membangun sistem transportasi yang berkelanjutan,” ujar Didiek saat berbincang dengan pembawa acara Beginu, Wisnu Nugroho. Meski memiliki latar belakang di industri perbankan, Didiek mengaku tak merasa canggung saat dirinya diberikan jabatan strategis dalam ekosistem KAI. Menurut penuturannya, hal tersebut tak menjadi masalah berarti lantaran dirinya memiliki DNA kereta api dari sang ayah yang pernah menjadi kepala stasiun di Semarang. Sebagai pribadi yang cepat belajar, Didiek pun membuktikan kemampuannya itu. Saat dirinya masih menjabat sebagai Direktur Keuangan, KAI berhasil meraih rating Triple A dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada 2017 dan berhasil menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun dengan orderbook hingga lima kali lipat. Tantangan transformasi Bagi setiap lembaga seperti KAI, transformasi adalah sebuah keniscayaan. Ini diperlukan agar mereka dapat terus memberikan pelayanan terbaik sembari berjalan beriringan dengan perkembangan zaman. Namun, bukan rahasia lagi bahwa setiap upaya transformasi juga kerap diiringi dengan berbagai hambatan, tak terkecuali untuk KAI. “Salah satu tantangan terbesar dalam bertransformasi datang saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020. Namun, ini juga jadi momentum KAI dalam mempercepat langkah perubahan menuju transportasi berkelanjutan yang inklusif,” ucap Didiek. Saat pandemi, tambah Didiek, pendapatan KAI dari sektor penumpang mengalami penurunan dari Rp 9,6 triliun pada 2019 menjadi Rp 2,8 triliun pada 2020 dan Rp 2,6 triliun pada 2021. Tak hanya itu, KAI juga mencatat kerugian Rp 1,7 triliun pada 2020 dan Rp 400 miliar pada 2021. Meski demikian, di masa krisis itu, Didiek yang diangkat sebagai Dirut pada Mei 2020 dituntut untuk bisa mengambil keputusan strategis demi mempertahankan layanan paripurna dari KAI. Terkait itu, KAI di bawah pimpinan Didiek pun menerapkan tiga strategi utama untuk menghadapi pandemi. Pertama, melindungi keselamatan pelanggan dan pegawai tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) meski perusahaan merugi. Kedua, menjaga kesehatan perusahaan dengan mendapatkan standby modal kerja hingga Rp 8,5 triliun. Ketiga, melakukan efisiensi hingga Rp 6-7 triliun dan mencari sumber pendapatan alternatif, termasuk mengoptimalkan angkutan logistik untuk kebutuhan pokok seperti telur, beras, dan sayuran. Selain tiga strategi itu, Didiek juga melakukan berbagai transformasi penting agar KAI dapat terus berjalan secara berkelanjutan.

News
NEWS
KAI Luncurkan Inisiatif Strategis Keberlanjutan di Hari Bumi 2025 25 April 2025
NEWS
Inovasi KAI Daop 6 Yogyakarta untuk Dukung SDGs, Ada Bantalan Rel Sintetis dan Panel Surya 24 Februari 2025
NEWS
KAI Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai di Stasiun dan Kereta Api 17 Februari 2025
More News